Berdirinya Technique Informal School (TIS) berawal dari rasa
kejenuhan mahasiswa-mahasiswa pengurus Sosmas BEM FTUI 2004/2005. Mereka merasa
bahwa proker-proker pengabdian masyarakat
yang mereka jalani hanyalah bersifat insidental yang hanya dilakukan
sekali dalam setahun. Oleh sebab itu, dibuatlah suatu proker yang bersifat
jangka panjang dan kontinu yakni TIS. Ide pendirian TIS
ini berawal untuk membuat suatu desa binaan. Namun dikarenakan berbagai
keterbatasan untuk membuat desa binaan, maka sekolah non-formal dinilai
merupakan kegiatan yang lebih layak dan sesuai dengan semangat mahasiswa untuk
berkontribusi dalam mencerdaskan lingkungan sekitarnya.Pendirian TIS ini merupakan upaya pengentasan kemiskinan dan buta huruf. Maraknya kebobrokan
pendidikan yang terjadi di Indonesia mendorong mahasiswa FTUI untuk terjun
langsung ke masyarakat untuk menyadari pentingnya pendidikan bagi masa depan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukanlah survey sebagai pembelajaran dalam mematangkan konsep proker. Survey dilakukan ke Sekolah Rakyat (SR) , Sekolah Masjid Terminal (Master), dan Sekolah Anak Jalanan Taman Ismail Marzuki. Dari survey tersebut dipelajari permasalahan yang terjadi pada masyarakat marjinal yakni dalam hal pendidikan. Oleh sebab itu, tercetuslah ide untuk mengajarkan anak-anak jalanan dan pengamen dengan tujuan mendidik mereka agar mau bersekolah.
Kegiatan mengajar
anak jalanan ini dimulai di kampung lio pada bulan Februari 2005, di belakang terminal Depok.
Lokasi ini memang terkenal dengan kawasan berpenduduk marjinal dan lokasinya
pun dekat dengan kampus UI Depok sehingga menjadi pilihan untuk mendirikan
Technique Informal School ini. Pada awalnya, kegiatan ini diikuti oleh sekitar
30 orang anak jalanan dengan usia 4 sampai 10 tahun. Untuk memudahkan proses
belajar, TIS mengontrak rumah di sekitar tempat mayoritas peserta didik
bermukim, yakni di dekat rel kereta daerah Kampung Lio, Depok. Kegiatan belajar
di tempat tersebut berlangsung kurang lebih setengah tahun.
Kemudian, karena kesulitan dalam meneruskan kontrak rumah dan alasan sanitasi yang buruk, TIS memutuskan mencari tempat lain. Niat tersebut terkabul saat pengurus RW setempat menyediakan sekretariat RW 13 untuk digunakan sebagai tempat belajar karena banyaknya permintaan dari masyarakat setempat untuk mengikutkan anaknya menjadi peserta TIS, TIS membuka pendaftaran murid baru. Di sisi lain, status kegiatan ini di kampus juga semakin kuat dan mulai dikenal secara luas oleh mahasiswa teknik.
Tahun terus berganti, TIS berusaha untuk lebih
mandiri dengan kembali mengontrak rumah. Hal ini tidak terlepas dari bantuan
ILUNI TEKNIK dan ILUNI UI baik moril maupun materiil. Selain itu, kemandirian
ini juga ditunjukkan dengan perubahan status TIS menjadi organisasi yang
berdiri sendiri (independence) dan tidak tergantung pada organisasi manapun.
Dengan demikian, TIS diharapkan dapat melaksanakan program kerja sesuai dengan
tujuan awal pendirian tanpa harus terbebani birokrasi organisasi di kampus.
Filosofi
Logo TIS FTUI
Makna filosofi lambang
ini sangat sederhana. Di ambil dari tiga huruf yakni T,I,dan S yang merupakan
singktan dari technique Informal School. T dilambangkan sebagai mahasiswa yang berperan sebagai kakak
pembimbing adik-adik untuk belajar. I dilambangkan sebagai adik-adik yang
merupakan objek didikan. S dilambangkan sebagai jalan menuju masa depan yang
cerah. Dan terakhir, gambar buku yang terdapat pada logo memberikan arti bahwa
menuntut ilmu merupakan suatu kunci utama menuju kesuksesan yang luhur.
Semboyan Cerdas, Sehat , Berakhlak merupakan suatu cita-cita kami. Dengan wadah Technique Informal School diharapkan adik-adik murid memiliki tiga harapan ini. Diharapkan adik-adik TIS dapat menjadi anak-anak yang cerdas, sehat jasmaninya dan tidak kalah penting yaitu berakhlak yang luhur.
Lambang-lambang dan semboyan itu dapat dirangkai dan memberikan arti bahwa dengan bimbingan oleh kakak kakak mahasiswa, adik-adik TIS menuntut ilmu untuk menjadi seorang yang cerdas akalnya, sehat jasmaninya dan luhur akhlaknya sehingga mencapai masa depan yang cerah.
Semboyan Cerdas, Sehat , Berakhlak merupakan suatu cita-cita kami. Dengan wadah Technique Informal School diharapkan adik-adik murid memiliki tiga harapan ini. Diharapkan adik-adik TIS dapat menjadi anak-anak yang cerdas, sehat jasmaninya dan tidak kalah penting yaitu berakhlak yang luhur.
Lambang-lambang dan semboyan itu dapat dirangkai dan memberikan arti bahwa dengan bimbingan oleh kakak kakak mahasiswa, adik-adik TIS menuntut ilmu untuk menjadi seorang yang cerdas akalnya, sehat jasmaninya dan luhur akhlaknya sehingga mencapai masa depan yang cerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar